SEBARKAN! Cincin bertuliskan "Allah" berusia 1000 tahun ditemukan di Sweden, bukti bangsa Viking peluk Islam

Salah satu bangsa pelaut kuno yang paling terkenal dari Eropa, Viking, ternyata mempunyai keterkaitan dengan dunia Islam. Lewat penemuan cincin berusia 1.000 tahun, kini bangsa Viking disebut sebagai pemeluk Islam. Benarkah demikian?

Cincin kuno 1000 tahun itu ditemukan di sebuah makam wanita Viking kuno yang terdapat di Swedia. Menariknya, batu kaca berwarna merah muda yang menjadi ‘mata’ dari cincin itu bertuliskan huruf Arab kuno yang mempunyai arti ‘untuk Allah’.

Fakta di mana bangsa Skandinavia di era Viking telah lama menempa kaca ikut menguatkan teori bila sebagian bangsa pelaut itu adalah pemeluk Islam.

Akan tetapi ilmuwan dari Universitas Stockholm mempunyai pemikiran lain. Mereka mengungkapkan bila bangsa Viking mungkin bukan pemeluk Islam, namun berdagang dengan bangsa dari peradaban Islam, seperi Mesir.

Sejak 3.400 tahun silam, bangsa Viking memang diketahui sudah melakukan perdagangan benda-benda berbahan kaca dengan pedagang Mesir dan Mesopotamia (sekarang Irak).

“Cincin itu mungkin adalah bukti fisik dari hubungan antara era Viking dengan dunia Islam,” tulis ilmuwan Universitas Stockholm dalam jurnal penelitian mereka, Daily Mail (16/03/2015).


Sebagai satu-satunya cincin bertuliskan huruf Arab yang ditemukan di situs purbakala bangsa Viking, membuat cincin itu menjadi salah satu jendela sejarah paling penting di dunia.

Sejatinya cincin itu sudah ditemukan sejak abad 18, tetapi baru belakangan ini penelitian lebih detail tentang cincin itu dikuak ke publik. Apabila misteri di balik cincin ‘Allah’ itu tersibak, sejarah bangsa Viking bisa saja berubah.

Sementara itu situs sciencenews.org (16/3/2015), menyatakan cincin itu membuktikan Bangsa Viking dan peradaban Islam benar-benar pernah bertemu pada abad ke-9 atau ke-10. Muncul dugaan, sebagian pelaut Viking masuk Islam.

Sejarawan Islandia Thorir Jonsson mengatakan hanya sebagian kecil pelaut Viking ke wilayah Asia yang mungkin memeluk agama Islam. Walaupun tetap menyembah dewa-dewa Nordik, mereka akan menjalin hubungan baik dengan bangsa setempat.

“Ciri khas pelaut Viking yang melawat ke negara-negara Timur biasanya beradaptasi dengan budaya setempat,” ujarnya.

Pertemuan umat Islam dan Bangsa Viking dilaporkan oleh Ahmad Ibnu Fadlan, pejabat Kekhalifahan Abbasiyah yang berkelana ke Asia Tengah.

Fadlan, lewat catatan tertanggal 921 Masehi, menyatakan pedagang dari Baghdad membeli perak dan barang bawaan pengembaran Viking di Laut Kaspia atau di pinggir Sungai Vola, sekarang wilayah Rusia.

Rusia pada masa itu dalam kekuasaan khalifah yang berpusat di Irak. Menurut Fadlan, fisik orang-orang Viking sangat sempurna, bagaikan ‘palem yang kokoh’. Perhiasan dan baju warga Viking didominasi besi, baik lelaki maupun perempuan. Tapi gaya hidup para pelaut itu bagi orang Islam sangat jorok.

“Mereka tidak mencuci badan setelah buang air, atau setelah berhubungan badan. Orang-orang dari utara ini juga tidak cuci tangan setelah makan,” tulis Fadlan.

Kebudayaan khas Viking yang turut disoroti Fadlan adalah ritual pembakaran mayat. Dia mengatakan budak-budak harus ikut mati ketika majikannya meninggal.

“Di kalangan orang kaya mereka menggelar pembakaran yang sangat mewah. Disediakan alkohol dalam jumlah besar di hari budak wanita harus bunuh diri untuk ikut dibakar bersama tuannya.”

Pakar Arkeologi dari Norwegia, Jan Bill, menilai hubungan Islam dan Viking sebetulnya sangat erat. Sayang di masa sekarang, bukti sejarah pertemuan dua bangsa itu sulit diperoleh, sebelum akhirnya cincin Allah ditemukan belakangan.

“Dulu pernah ada temuan koin berbahasa Arab, mungkin asal Kazahkstan. Karena itu kami yakin Viking memang sudah memiliki hubungan dengan wilayah bangsa Muslim di masa lalu,” kata Bill.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »